Hubungan Lamanya Paparan Sinar Matahari dengan Kejadian Melasma pada Wanita Petugas Penyapu Jalan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam
DOI:
https://doi.org/10.37776/zked.v11i3.944Abstract
Latar belakang: Melasma merupakan kelainan hipermelanosis yang sangat sering dijumpai, didapat, dengan distribusi simetris pada daerah yang sering terpapar sinar matahari dan biasanya dijumpai pada wanita usia reproduksi. Faktor yang mempengaruhi kejadian melasma adalah sinar matahari (ultraviolet), genetik, hormonal, obat-obatan, dan kosmetika. Sinar Matahari termasuk ke dalam faktor yang mempengaruhi kejadian melasma. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross- sectional yang dilakukan di Jalan Raya di 9 Kecamatan wilayah kerja Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam pada bulan Januari tahun 2022. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi yang didiagnose oleh dokter. Analisis univariat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan chi-square. Hasil: Dengan jumlah sampel 60 responden, responden yang terpapar sinar matahari lebih dari 3 jam/hari yaitu sebanyak 42 responden (70,0%) dengan 39 orang (90,7%) mengalami melasma. Hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima atau terdapat hubungan yang bermakna antara lamanya paparan sinar matahari dengan kejadian melasma pada wanita petugas penyapu jalan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Tahun 2021.Downloads
Published
2021-09-13
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2022 Syaiful Batubara, Cevy Amelia, Anjellia Dwi Yuneldi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.